Sabtu, 14 Agustus 2010

Serah Terima Jabatan 5 Perwira Polri Mendadak Batal, Gara-Gara BHD Tak Hadir


JAKARTA – Acara serah terima jabatan lima perwira tinggi Polri, yang menurut rencana dilakukan hari Jumat (13/08/2010) mendadak batal dan ditunda dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Gara-garanya adalah karena Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) tidak hadir. Namun penyebab tidak hadirnya BHD ini simpang siur.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang, yang juga akan diganti dalam sertijab itu mengatakan, Kapolri dan Wakapolri sedang ada acara di luar.

Kabar beredar, Kapolri mendadak dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun Juru Bicara SBY, Julian A Pasha membantahnya.

Namun entah kenapa, Wakadiv Humas Mabes Polri Kombes I Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, Kapolri memang sedang beracara dengan Presiden. Namun Untung mengaku tidak mengetahui pasti apa agenda pertemuan itu.

"Ini jadi satu preseden yang memprihatinkan, di mana pejabat itu siap dilantik tapi nggak jadi," kata Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, seperti dikutip detikcom, Jumat (13/8/2010).

Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) menurut Neta S Pane harus mempertanggungjawabkan hal itu. BHD harus menjelaskan 'kepergian' mendadaknya kepada para perwira itu dan juga kepada masyarakat.

"Masyarakat kan juga menunggu pelantikan ini, ini kan jadi aneh karena misterius. Kasihan kan mereka yang menunggu untuk dilantik," katanya.

Sesuai jadwal, Sertijab dilakukan di Rupatama, Mabes Polri pada pukul 08.00 WIB.

"Sertijab hanya pejabat Mabes Polri saja," kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto saat dihubungi, Jumat (13/8/2010).

Berdasarkan Keputusan Kapolri nomor : KEP/479/VIII/2010 tanggal 5 Agustus 2010. Ada 556 perwira tinggi dan menengah yang dimutasi. Dari jumlah itu ada 5 pejabat Mabes Polri dan 9 Kapolda yang diganti. Berikut nama-nama pejabat Mabes Polri yang diganti:

1. Deputi Operasi Kapolri dari Irjen S Wenas kepada Irjen Soenarko

2. Kadivhumas Polri dari Irjen Edward Aritonang kepada Brigjen Iskandar Hasan

3. Kadivbinkum dari Irjen Badrodin Haiti kepada Brigjen Muji Waluyo

4. Kadivtelematika dari Irjen Yudi Sus Hariyanto kepada Brigjen Robert Aritonang

5. Delog Mabes Polri dari Irjen Joko Sardono kepada Irjen Uid Sus Hariyanto.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III Nasir Djamil juga berharap, Mabes Polri harus memberi berterus terang mengenai keberadaan kepala polisi itu.

"Ini bahaya, harus ada penjelasan ke publik agar tidak jadi preseden," kata Nasir Djamil.

Kemisteriusan keberadaan Kapolri bermula saat pelantikan sejumlah pejabat baru di lingkungan Polri hendak dimulai. Namun mendadak, acara yang sudah dipersiapkan lama itu ditunda. Pihak Mabes Polri beralasan, Kapolri dipanggil presiden. Tetapi anehnya, pihak Istana membantah.

"Kepolisian harusnya bisa menjadi teladan. Presiden selaku atasannya harus turun tangan," terang Nasir.

Alasan ditundanya pelantikan pejabat kepolisian karena pemanggilan oleh presiden, juga menjadi tanda tanya. Artinya ada nama SBY yang dibawa-bawa.

"Ini bisa disebut mencatut nama presiden kalau bohong. Dari istana juga harus mengklarifikasi, ini fatal," tuturnya.

Yang lebih mengkhawatirkan, bisa hilang kepercayaan dari pejabat yang dilantik. "Mereka yang dilantik bisa timbul sikap tidak percaya," tutupnya.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto sendiri menyatakan tidak melihat Kapolri dipanggi di Istana oleh Presiden. Rapat di Istana dengan Presiden hari ini cuma membahas finalisasi naskah pidato Presiden pada 16 Agustus di DPR.

"Saya nggak tahu. Saya dipanggil dalam rangka persiapan finalisasi naskah pidato beliau (Presiden), dengan Menkeu, Bappenas, Menteri Perekonomian untuk pidato beliau besok tanggal 16," kata Djoko.

Hal tersebut dia katakan usai bertemu Presiden SBY di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (13/8/2010).

Jadi Kapolri nggak ada? "Tidak ada. Agendanya hanya itu tadi, tidak ada yang lain," Djoko meyakinkan. "Saya tidak bohong, puasa loh ini," canda Djoko.

Namun, sore harinya, teka-teki keberadaan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD) ini Penasihat Kapolri, Kastorius Sinaga. Menurutnya, Kapolri seharian berada di rumah dinasnya di Jl Pattimura, Jaksel. Kapolri sakit.

"Yang benar Bapak Kapolri istirahat di rumah dinas, beliau kurang enak badan karena kelelahan dalam kerja," kata Penasihat Kapolri, Kastorius Sinaga, Jumat (13/8/2010) sore.

Dia menegaskan gejala kurang enak badan Kapolri ini telah dialami sejak sehabis sahur. "Jadi keberadaan Kapolri sudah jelas," terangnya.

Namun, pernyataan resmi dari Mabes Polri lain lagi. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang menyatakan, BHD ada tugas lain yang mesti dikerjakan sehingga tidak bisa melakukan pelantikan perwira tinggi polisi.

"Secara resmi tidak dipanggil presiden. Yang terjadi, karena sesuatu hal ada tugas diperhitungkan diatur secara bersamaan," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang dalam sambutan acara buka puasa bersama di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (13/8/2010).

Sayangnya Edward tidak menjelaskan tugas tersebut. Namun alasan Kapolri tidak bisa melaksanakan pelantikan bukan karena pergi ke Istana termasuk ke Cikeas.

"Saya baru dapat telepon dari Kapolri, bukan karena rapat mendadak. Untuk itu kabar yang simpang siur saya klarifikasi," terangnya.(ar/dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar